10/29/2010

CSS (Cascading Style Sheet)

CSS (Cascading Style Sheet) biasanya digunakan oleh para web designer untuk mengatur style element yang ada pada halaman web mereka, mulai dari format style pada font sampai pada layout-nya. Dengan adanya CSS, tentu akan lebih mudah dalam mengatur style element (terdapat pada heading). Misalnya anda ingin menginginkan jenis font Arial, dengan ukuran 20 px (pixel), dan warna font itu sendiri ungu. Dengan CSS, anda cukup menuliskan properti dari element tersebut sekali aja. Bandingkan kalau tidak menggunakan CSS. Anda harus mengatur style pada setiap element yang ada. Tentu saja ini merepotkan. Intinya, dengan adanya CSS akan sangat memungkinkan untuk menampilkan halaman yang sama dengan format yang berbeda.

Langsung aja lah. CSS itu ada 3 macemnya. Apa aja? Mudah-mudahan bener, nih :
  • Internal Script,
  • External Script, dan
  • Inline Script.
Apa aja perbedaan dari ketiga script tersebut? Coba saya gambarkan satu satu disini.


1. Internal Script

Internal script ini terdapat didalam coding halaman web-nya langsung (namanya juga internal, pasti didalam dong. bener ga?). Script ini terdapat di bagian tag <head>

Contoh :

<html>
<head>
<title>Internal CSS</title>
<style type="text/css">
h1 {
       color : red;
       font-family : "arial";
    }
</style>
</head>
<body>
<h1>Ini contoh Internal Script</h1>
</body>
</html>

Cukup jelas kan?


2. External Script

Nah kalau yang ini scriptnya terpisah dengan halaman web-nya. Yang dibutuhkan hanya perintah untuk memanggil si script CSS ini. Intinya sih, script ini terpisah lah. Kata lainnya, script terdapat diluar (inget : External). Sebagai tambahan, script ini yang paling diminati oleh kebanyakan para web designer. Mengapa? Kalau menurut saya sih, script ini memang ok. Jadi bener-bener pure. Untuk CSS, ya script CSS aja. Untuk halaman web, ya bener-bener murni script halaman web aja. Ga campur aduk lah. Selain itu, script ini juga terkesan lebih rapih. Bukankah web yang rapih, terdapat pada script yang rapih juga? (opini saya loh).

Nah langsung aja contohnya :

Pertama, anda buat dulu file dengan nama file (style.css)
 
h1 {
       color : red;
       font-family : "arial";
    }
p {
       color : green;
       font-family : "arial";
    }


Nah? Terus gimana cara mengintegrasikan file style.css itu ke halaman web yang kita buat? Nih perintahnya:

<link rel="stylesheet" type="text/css" href="style.css" />                             

Script itu ditambahkan pada bagian header dari script halaman web. Contoh lengkapnya :

<html>
<head>
<title>External CSS</title>
<link rel="stylesheet" type="text/css" href="style.css" />
</head>
<body>
<h1>Ini contoh Internal Script</h1>
<p>Nah ini bagian paragrafnya</p>
</body>
</html>

Oh iya, dengan external script ini juga kita dapat menggunakan style CSS yang berasal dari situs web yang lain. Caranya, masukan saja URL pada attribut href-nya. Contoh :

<link rel="stylesheet" type="text/css" href="http://.../style.css" />

Cukup jelas kan external script-nya?


3. Inline Script

Script ini jarang digunakan oleh kebanyakan web designer, karena terkesan rumit dan acak-acakan. Script ini terdapat pada <body>. Langsung aja lah ke contohnya :

<html>
<head>
<title>Inline CSS</title>
</head>
<body>
<p style="color: red; font-align: justify;">Ini contoh Inline Script</p>
</body>
</html>

Ribet kan? Mungkin sekian dulu pengenalan tentang CSS. Kalau ada waktu, saya lanjutkan dengan tutorialnya. Thanks. Share the one world now !

2 komentar: